PLOTNYA tak dapat dizahirkan. Namun klimaknya nyata. Entah kenapa tiba-tiba aku terkepung oleh konflik ini. Duit mengalir macam air di daun penaga laut yang licin. Masa berterbangan macam debu kering ditiup angin panas. Tenaga diperah macam tebu yang diambil airnya lalu tinggal hampas. Namun perjuangan (ceh, bombastik pulak diksi ni!) perlu diteruskan. Agar ''kita temui kehidupan'' (tajuk cerpen saya dalam Putra Puteri April, 1994) walaupun yang tinggal hanya "sisa-sisa waktu" (tajuk cerpen [Inilah Kisahku] saya dalam Dewan Siswa Oktober, 1983).
siapalah saya...
Thursday, February 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment