Bagaikan Hilang Ingatan

BAGAIKAN Puteri yang saya miliki adalah hadiah daripada seorang sahabat penulis yang menggunakan nama pena Nalida pada 13/12/2005. Selesai dibaca sebulan kemudian. Lima tahun selepas itu baharulah saya beli sambungannya Cinta Sang Ratu sebagai kenang-kenangan berkursus di Grand Bluewave, Shah Alam pada 15/12/2010. Itu pun sebab MPH di SACC tidak jauh dari situ. Juga selesai dibaca dalam masa sebulan. Sebelum membacanya, anak saya membacanya dahulu dan selesai dalam dua hari. Justeru dia berminat membaca dan membeli siri ketiga; Hijab Sang Pencinta di MPH Alamanda, Puterajaya. Maka saya teringin juga menghayati Hijab Sang Pencinta itu.

BAGAIMANAPUN setelah membaca Hijab Sang Pencinta, saya terganggu oleh beberapa persoalan. Kenapa Laksamana Sunan bertarung dengan Hang Tuah? Siapa Nyi Burga Kelara? Bila pembantu Saifudin, Djailuh diganti oleh Sadik? Dan macam-macam lagi. Ternyata saya telah hilang ingatan ke atas novel pertama.

LANTAS saya "tutup" Hijab Sang Pencinta selepas letak penanda di halaman 152 dan "buka" semula Bagaikan Puteri. Setelah memamah 150 halaman, saya rasa macam 90% tak pernah baca Bagaikan Puteri itu. Ternyata setelah lima tahun, saya bagaikan hilang ingatan...

WALAUPUN Hijab Sang Pencinta sebagai penutup trilogi Bagaikan Puteri, Ramlee Awang Murshid nampaknya mencipta sebuah kesinambungan bertajuk Cinta Sufi menjadikan empat buah semuanya. Saya bagaikan terikat untuk membacanya. Alang-alang menyeluk perkasam biar sampai ke pangkal lengan... Uhh habis masa senggang aku...!?